welcome

Kamis, 09 Januari 2020

Tips Buat Yang Pertama Kali Umroh

Alhamdulillah. Kemarin, sekitar bulan Oktober 2019, dikasih kesempatan sama Allah buat berkunjung ku Baitullah.
Jujur ini adalah pertama kalinya aku berangkat umroh. Jadi, aku mau berbagi pengalaman dan beberapa tips yang semoga bisa membantu kalian semua, terutama buat yang perempuan supaya ibadah umrohnya lancar dan mabrur.


Aku Mau berbagi beberapa tips, yg keliatannya sepele padahal penting, buat yang pertama Kali umroh. Apa aja sih?
Ini dia....

1. Sebelum berangkat wajib nge-riset!
Paling enak ngeriset lewat youtube. Banyak kok vloger yang isi kontennya tentang bagaimana umroh, tata cara umroh, kondisi kota mekkah, kota madinah, dan tempat2 yang akan di kunjungi ketika kita umroh. Dan ini bener-bener membantu banget...
Aku sendiri ngerasain manfaatnya. Jdi tau proses umroh, jdi tau tata cara umroh, jadi punya gambaran kondisi kota mekkah dan madinah. Jadi penting banget riset. Salah satu channel risetku itu adalah punya ayahnya freya. Mas mput.
Cukup lengkap dan jelas materinya.



2. Olahraga.
Ini penting. Karena jadwal kegiatan umroh itu padat, ada baiknya membiasakan diri dengan olahraga. Biar gak capek dan lemes pas ibadah disana. Sayangkan, udah jauh-jauh kesana, tapi ibadah gak maksimal dengan alasan capek.
Jadi sebulan sebelum umroh, latih diri kita untuk rajin olahraga. Entah lari atau jalan santai atau naik gunung. Jadi badan kita udah biasa dan gak gampang capek selama disana.



3. Siapin vitamin dan obat-obatan.
Jadi minum vitamin selama ibadah disana itu jugaa perlu. 11 jam di pesawat, perbedaan suhu yg extreme, dan jadwal yg padat, minum vitamin dan obat-obat lainnya itu perlu dan penting banget. Biar tetep fit, dan ibadah jugaa lancar.
Yang aku bawa ada kayak vitamin C, vitamin daya tahan tubuh, minyak telon, freshcare, handsaplas buat jaga-jaga kalau luka atau kaki yang lecet gara-gara kebanyakan jalan, dan yang paling penting obat mabuk (antimo atau dramamine), aku tipe org yang gak mabukan sebenarnya, tapi minum obat mabuk, supaya tidur di pesawat yang terbang berjam-jam itu penting. Biar pas bangun udah seger lagi. Seriusan ini penting.
Oiya, satu lagi. Buat yang perempuan, kalau jadwal umrohnya bertepatan dengan jadwal umroh, bisa di siapin obat penghenti haid biasanya sih pil premoult. Itu minumnya 3 hari lah sebelum jadwal haid.



4. Bawa hanger dan jemuran.
Well, selama ada kesempatan, dan kemungkinan, cucian baju itu penting adanya. Bisa di kamar mandi, atau di rooftop hotel, kadang ada hotel yg nyediain area jemuran jugaa loh. Jadi bawa baju gak usah banyak2 dri Indo, lumayan bagasinya biar muat oleh2.



5. Mukena, gak kayak di indonesia, org2 disini sholatnya simple. Yg penting ketutup semua aurat, sholat deh. Pake gamis+jilbab panjang+kaos kaki+sarung tangan. Jadi gak usah bawa mukena banyak-banyak. 1 doang cukup. Banyakin kaos kaki aja. Tiap mw sholat, kaos kaki ganti. Sajadah jugaa, bawa yg kecil doang kalo mau..

6. Memahami bahasa inggris dasar. Paling nggak bermanfaat saat di bandara atau di pesawat lah yaa. Saat mau minta air atau selimut ke pramugari, atau saat pengecekan paspor dan proses imigrasi.

7. Kacamata hitam. Sangat2 berfungsi, saat harus tawaf siang2. Krna matahari bersinar terik, dan lantai baitullah itu putih, sunglasses membantu supaya mata gak perih karena kesilauan.

8. Lupakan skincare. Sangu aja vaselline petrolium jelly. Itu udah tu, olesin kemuka-muka, bibir, kaki tangan. Insha Allah menyelamatkan kondisi kulit yang kering dsana.



9. Bawa botol kosong. Dibandara pasti di cek, gak boleh bawa air diatas 100ml. Tpi begitu masuk, dibandara juga nyediain water fountain, buat isian botol. Tinggal isi gak perlu beli kalo haus. Dan bermanfaat buat ngisiin air zam-zam buat dibawa pulang ke hotel.



10. Sandal jepit dan plastik penyimpannya.
Disana kemana2 paling enak pake sandal jepit. Simple cepet dan nyaman. Dan jgn pernah dititip di penyimpanan sandal. Rentan hilang.
Jdi bawa plastik, simpan bawa masuk kedalam aja atau taroh dalam tas. Ini salah satu video yang sempat aku dokumentasikan, ketika petugas kebersihan disana membereskan sandal-sandal yang kita taroh di sembarangan atau kita taroh di penitipan sandal, tapi yang tidak segera kita ambil begitu sholat selesai.



11. Usahain punya target
Selama disana aku bernazar untuk bisa khatamin quran. Jadi udah di cicil dari rumah baca berapa juzz, nanti sisanya di selesaikan di makkah. Jadi bisa khataman di sana. Alhamdulillah bisa tercapai. Di niatin pokoknya buat maksimal beribadah, karena Allah menjanjikan pahala yang banyak ketika kita beribadah di makkah dan madinah.

12. Oleh-oleh
Kalau kalian tanya, oleh-oleh apa yang bisa di bawa dari sana. Aku gak bisa rekomen apa-apa. Karena sebagian besar, barang disana itu ada juga di jual di Indonesia kan. Jadi ngapain jauh-jauh dan berat-berat bawa.
Tapi kalau boleh saran, belilah 1 perlengkapan sholat (sajadah, tasbih, kopiah/mukena) dan al-quran di sana. Pakai sholat di depan kabah, jadi ketika pulang ke Indonesia, kita bisa mengingat tempat sujud itu, pernah kita pakai saat kita sujud juga di depan kabah. Behh... Mantab kan. 😆

13. Ini salah satu tips yang menurutku penting sih. Minta maaf dan memaafkan.
Saat mau berangkat umroh, usahakan hati kita bersih. Semoga doa-doa dan ibadah kita di terima oleh Allah.
Kita tidak tau, Jangan-jangan, sebab terhalangnya doa karna ada hati yang pernah kita sakiti. Atau sebaliknya, hatimu pernah tersakiti, sehingga kamu jadi tidak ikhlas, tidak terima dengan semua ketentuan Allah.
Maka itu, ikhlaskanlah, minta maaf lah.

14. Dan terakhir, aku mau kasih checklist barang-barang apa aja yang aku bawa ketika umroh.
👇
1. Gamis (wrna putih 1 + hitam polos 1 + batik umroh 1 + warna lain 2)
2. Alquran + buku2 doa
3. Jilbab langsung (putih (1), hitam (1), warna lain (3))
4. Jaket
5. Jilbab pashmina
6. Dalaman jilbab+ bross, peniti, jarum pentul.
7. Baju tidur (2)
8. Legging (3)
9. Kaos kaki (4)
10. Mukena+sajadah
11. Sepatu
12. Sandal jepit
13. Cadar + manset tangan/handsock + masker
14. Perlengkapan mandi
15. handbody, sunblock, facespray, skincare, alat makeup
16. Tas ransel
17. Tas selempang
18. Tas utk nyimpan sepatu/plastik
19. Kacamata hitam
20. Baju dalam + pembalut + pentiliner
21. Tanktop dengan kantong
22. Charger + colokan universal
23. Dompet + perlengkapan identitas (ktp, paspor, visa umroh, bukti vaksin meningitis, kalung IDcard )
24. Peralatan mencuci (Hanger+rantai jemuran+sabun+setrikaan)
25. Siap uang 


Jadi... Itu beberapa tips dari aku. Semoga bermanfaat yaa. See you.


GALAU



Kadang aku suka sekali mengkhawatirkan hal-hal absurd yang belum tentu terjadi.

Mungkin tempat dimana kita berada saat ini sedikit banyak mempengaruhi.

Seperti saat ini, aku seolah di kejar-kejar umur dalam melakukan pernikahan.
Semua orang di sekitar ku sama, menganggap pernikahan adalah suatu pencapaian hidup.
Seberhasil, sesukses, sebahagia apapun hidupmu sekarang, tapi kalau kamu belum menikah pasti sangat amat di sayangkan. "sayang belum nikah", "udah punya semua, nikah aja yang belum", "mau nikah umur berapa? Ingat umur"

Seolah-olah patokan kebahagian itu adalah sebuah pernikahan.

Padahal kalau menilik dan mundur selangkah saja.
Banyak sekali hal-hal yang harus ku pikirkan, hal-hal yang harus ku capai, hal-hal yang harus ku lakukan selain menikah.

Seolah-olah hidup dan kebahagian kita saat ini tidak ada artinya kalau kita belum menikah...

Padahal aku selalu memegang prinsif, aku akan menikah bukan untuk bahagia. Tapi aku akan menikah, saat aku bahagia dan akan membawa pasanganku hidup bersama-sama dengan bahagia.

Aku akan menikah, saat aku menemukan orang yang mencintaiku, dan akupun mencintainya.

Aku akan menikah, saat aku yakin. He's the right man.

Aku tidak mau menikah, karena tuntutan umur. Tuntutan orang tua. Tuntutan sekitar. Atau tuntutan-tuntutan lainnya...

Itu prinsipku, yang juga berkali-kali di coba untuk di runtuhkan dan di patahkan oleh orang-orang terdekatku. Orang-orang sekitarku.

"realistis saja res. Apa lagi yang kamu cari, mau nyari yang sempurna mana mungkin dapat di zaman sekarang"
"mau sampai kapan res? Kasian orang tua mu sdh kangen nimang cucu"
"jangan terlalu pemilihan res. Nanti dapatnya malah zonk"
"kapan res? Ini sepupu yang paling kecil aja sdh melahirkan"

Itu yang berkali-kali ku dengar, berkali-kali diucapkan oleh orang yang sama.

Muak?
Tentu saja.
Aku muak untuk bertemu teman-temanku sendiri. Muak datang ke acara keluarga. Muak pergi ke kondangan. Muak berbasa basi dengan tetangga.

Apakah prinsipmu akan kamu lawan?
Ntahlah. Aku goyah.

Rabu, 07 Februari 2018

13 Reason Why You Should Leave Instagram



Apakah kalian pengguna aktif instagram?

Apakah kalian merasa, ketika menggunakan Instagram, ada perasaan yang muncul hampir setiap saat, seperti merasa setiap hal harus diabadikan dan di share ke instagram. Lagi makan di post, lagi jalan2 di post, lagi bertemu teman-teman, harus di post dulu, Yang buruknya, kalau sedang sedih pun tanpa sadar dibagi juga ke Instagram?
Seolah berlomba-lomba agar orang-orang tahu semua hal yang sedang kita lakukan. Semua orang harus tau kita sedang bahagia atau sedang sedih.

Kadang hal ini dilakukan tanpa sadar dan menjadi kebiasaan, semata-mata hanya untuk memenuhi panggilan impulsif dari hati, ingin meluapkan perasaan yang sedang kita rasakan.
Dan sosial media pun menjadi sarana yang paling mudah untuk meluapkannya.

We shared images. People commented, tapped the heart button.

We felt like we could be creative. We could share our passions through imagery & get some sort of validation that we were all.

Dan happiness meter kita jadi di tentukan oleh seberapa jumlah orang yang like and comment dari photo yang kita shared. 
Kebahagiaan kita meningkat jika post-an kita mendapat banyak likers dan beberapa pujian dari para follower.
But...
If people didn’t like my photos, did that mean they didn’t like me? And of course, our happines meter went down.

Sebenarnya masih banyak hal bermanfaat dari Instagram. Seperti untuk dakwah, atau berbagi kebaikan. Bagi para selebgram dan online shop, Instagram juga menjadi tempat untuk berjualan yang tepat.
Aku juga dapat banyak rekomendasi tempat traveling yang anti-mainstream dari Instagram. Mau tahu kabar teman-teman, juga bisa dari Instagram, tinggal lihat Instastory mereka.

Tapi pada pandangan mataku, Instagram itu telah mengambil kehidupan kita.
it was so much.
so much frustration, so much exhaustion, so much feeling like I sucked.

Dan ini adalah alasan-alasan kenapa kamu juga harus leave instagram.

1. Supercharged Envy 
Aku tidak lagi merasa bahagia setiap kali membuka Instagram.

Melihat foto ootd wanita yang begitu cantik, aku merasa diriku jauh sekali dari wanita itu, aku terlihat pendek, gemuk, chubby, dan sebagainya.
Melihat foto orang sedang berlibur, aku merasa hidupku membosankan karena terus-terusan bekerja dan menjalani rutinitas membosankan.
Melihat orang makan di tempat mewah, aku merasa menjadi upik abu karena makanan sehari-hari cuman bisa beli di warung lamongan.
Melihat foto orang begitu mesra dengan pacarnya, foto orang menikah, membuat aku mengasihani diri sendiri karena sampai sekarang masih sendiri.

Dan itu semua membuat kita lupa untuk bersyukur dengan apa yang kita punya.
Well, i know, this isn't instagram's fault.

Tapi ketika menyadari hal ini aku jadi mengerti, if you are not happy with something, leave it. Enggak ada gunanya memaksakan diri melihat sesuatu karena itu 'sedang happening' atau karena 'semua orang juga melakukannya'.

2. Kebebasan dari perbudakan sosial media
Aku butuh istirahat dari sosial media. Aku ingin pergi ke suatu tempat, tanpa harus mengabadikan segalanya di instastory. Aku mau menghabiskan waktu membaca novel, bukan melihat foto-foto orang lain yang tidak begitu ku kenal atau memantau pergerakan artis di luar sana. 
Apakah dengan itu kita jadi kuper?
Ketika aku menonaktifkan akun Instagram, aku tidak serta-merta menghapus semua akun sosial media lain. Aku masih punya twitter dan facebook, yang jadi sumber berita.

3. Deleting Instagram will make you more mysterious
Yaps, dengan menghapus Instagram, akan membuat kita berhenti untuk meng-instastory semua kegiatan yang kita lakukan dan ini membuat orang-orang tidak dapat memantau aktivitas kita lagi. 
Dan effect nya, orang-orang akan penasaran dengan apa yang kita lakukan saat ini. Membuat hidup kita menjadi private-life. Privacy is more important to me now.

4. ‎Judgement Day
Sadarkah kita, bahwa semakin sering kita men-share aktivitas sehari-hari kita, orang-orang akan dengan mudah memberi label pada kita. Judging!
Kita sering upload makan di tempat mewah, di cap hedon.
Sering upload poto bareng pacar, di cap genit.
Sering upload poto liburan, di cap gak kerja.
Sering upload lagi belanja atau lagi ada dimana, di cap pamer.
Dan sebagainya. Sebagainya.

5. Under Pressure
Inilah yang membuat Instagram tidak nyaman lagi untuk ditinggali.
Setiap orang seperti berlomba-lomba, memamerkan hidup siapa yang lebih bahagia. Semua poto yang akan di upload di tuntut untuk sebagus mungkin, semenarik mungkin, terlihat sebahagia mungkin dengan berbagai caption yang di ambil dan di comot entah darimana asal terlihat meyakinkan dan terdengar sok bijak, padahal kadang antara poto dan caption sama sekali gak nyambung.

Sungguh kebahagiaan itu tidak di tentukan oleh seberapa banyak likes yang kita dapat, tapi seberapa penuh hati kita dengan rasa bahagia itu sendiri.

Dan yang paling penting adalah...
Menghilangkan rasa tertekan oleh sebagaian besar teman yang akhir-akhir ini suka sekali mengupload acara pernikaham mereka. Ahahaha...

6. It's isolating us.
Instagram membuat interaksi langsung kita dengan orang lain bermasalah.
Membuat kita tidak peka terhadap lingkungan di sekitar kita.
Kita tidak merasa harus keep in touch karena merasa sudah cukup dengan melihat Instastory teman.

7. Make we are a narcissistic person
Beli baju baru. Buat Poto ootd. Cekrek-cekrek. Upload.
Belajar Dandan. Demi Poto selfie paripurna. Cekrek-cekrek. Upload.
Beli Soflent baru/kacamata baru, dengan macam-macam varian warna. Biar Poto selfie lebih berwarna. Cekrek-cekrek. Upload.
Sengaja ke tempat makan mewah, kenyang gak, bangkrut iya. Biar poto instafoodnya kekinian. Cekrek-cekrek. Upload.
It's SO narcissistic.

Dan lucunya. Yang suka poto selfie itu, dengan background yang sama, baju yang sama, hanya sedikit senyum yang berbeda, di upload semua. Kayak orang habis ketemu sinyal. Isi timeline, poto kamu semua.
Ya Allah, ku kudu kuat banget kalo ngeliat ada yang beginian. Kuat supaya gak ngatain.
Apalagi kalo di tambah dengan beriburibu hastag yang gak nyambung, gunanya buat apa? Buat dapat likes.... 😑 kuad kan aku gusti.

8. WHO CARES WHAT I’M DOING OR WHERE I’M AT?
Sorry but your oatmeal breakfast, your new haircut or your shoes on the sidewalk are not worth sharing and broadcasting to the world. No one cares. Get over yourself! 

9. Wasting time
Am I the only one that struggles to take a good selfie? Finding the right lighting, getting the perfect angle, and editing it to get it just right takes too much time. SELFIES ARE TOO DAMN TIME-CONSUMING. 

Belum lagi gara-gara main Instagram, PR gak selesai. Kerjaan rumah terbengkalai, buku tak tersentuh, ini gak sempat, itu gak sempat.
Waktu kita yang harusnya produktif, menjadi habis sia-sia hanya untuk kepo kehidupan orang lain di Instagram.
Waktu yang seharusnya bisa di gunakan buat belajar, malah terlalaikan karena instagram.

10. ‎Fake Akun and fake follower
Instagram mengajarkan kita untuk berbohong.
Saking inginnya dinilai populer, beberapa orang sampai rela untuk membeli follower. Aku kadang bingung, itu apa untungnya sih?
Beli follower, sampak 1k, tapi begitu upload poto, yang ngeliat potonya cuman 50an org. Trus? Buat apa? 😑😑

Instagram Mengajarkan kita untuk berpura-pura.
Pernah ada di beritakan yaa, remaja demi poto di mobil aja, sampe berani bawa kabur mobil orang. Atau supaya bisa poto sama tas branded, sampe rela jadi maling. Atau sampe ngedit poto tingkat dewa, bareng cowok, atau cewek, supaya di kira punya pasangan... 😅

Instagram mengajarkan kita untuk culas, tidak sportif dan penakut. Serta Membuka kesempatan kepada cyberbullying.
Akun beginian ini biasanya yang mau menabur kebencian, gak suka sama seseorang, lalu bikin fake akun buat mencaci atau nyampah di akun org yg gak disukainnya itu. Itu kenapa sih? Kenapa gak ngomong langsung aja. Labrak langsung, selesaikan langsung. Kenapa mesti pakai akun bodong? Dan yang begini ini, kalo kita gak cerdas, kadang suka terpengaruh, trus ikut terprovokasi deh. Dan effectnya apa, bisa merusak persaudaraan dan memecah persatuan bangsa!

11. Instagram and advertising
Sering terpengaruh dengan jualan2 di Instagram? Jadi overbudget gegara gak tahan mata ngeliat baju-baju cantik di instagram? Saatnya kamu tutup instagram agar keamanan dompetmu dapat terselamatkan.

12. Stop KEPO
Over the last few months, I observed (and found myself hating) the way my hand was practically glued to my phone. My fingers would open Instagram every second.
Dan hal itu kulakukan untuk ngecek post-an orang lain, memantau aktivitas gebetan, candu ngikutin akun pergossipan. Omg. I'm sick!

13. ‎Ngabisin kuota internet
Kalo ini sudah jelas banget kan...
Instagram itu menyerap kuota terbanyak loh gaes dari aplikasi sosial media apapun.

So, ‎Return to real life. 
Jujur saja, aku merasa lebih tenang setelah menonaktifkan akun Instagram. Tidak ada paksaan untuk tampil sempurna dan bahagia setiap saat. Aku jadi punya lebih banyak waktu untuk benar-benar berinteraksi dengan orang-orang di sekitar. Walau ada sedihnya juga, karena ternyata ketika aku tidak ada di Instagram, berarti aku 'tidak ada'. Aku jadi mendapat pelajaran baru bahwa pertemanan di era milenial seperti durasi video Instastory: hanya 15 detik saja. Kamu ada dan detik berikutnya, kamu tidak ada.

I JUST WANTED TO BE Me. I didn’t want to live my life in photos. I wanted to be me. I didn’t want to have to worry about my online personal. I didn’t want to have to try to impress a bunch of people online.
Without Instagram I feel I am able to look at my life through my own lens, without the seemingly perfect lives of others clouding my vision. What I’ve also gained is time to do things like read and write and blog and consider what I want from my life. I wanted to live life in the moment. 


Minggu, 04 Februari 2018

Liburan Hemat di Bali

(masih proses penulisan)

13 agustus 2017
07.00 sarapan
10.00 check out hotel
-pelabuhan lembar
-nyebrang dari Lombok-bali +- 5jam
17.00 tiba di pelabuhan padang bai
-check in hotel (kembar inn)
-pantai padangbai
-pantai blue lagoon
-dinner

14 agustus 2017
07.00 sarapan
-check out hotel
(sewa mobil)
- istana taman ujung
- pura lempuyangan
- tirta gangga
18.00 check-in hotel (A residence kuta hotel)
19.30 lippo(dinner)

15 agustus 2017
07.00 sarapan
(sewa motor)
08.00 tanjung benoa (main water sport)
15.00 pantai kuta
19.00 beachwalk

16 agustus 2017
07.00 sarapan
- pura luhur uluwatu
- GWK
- pandawa beach

17 agustus 2017
07.00 sarapan
- pura ulun danu
- tanah lot
19.00 toko khrisna

18 agustus 2017
07.00 sarapan
10.00 Bali zoo
18.00 joger

19 agustus 2017
07.00 sarapan
- check out hotel
08.00 hotel-pelabuhan gilimanuk
- nyebrang ferry gilimanuk-ketapang
15.00 cetak boarding pass ke stasiun banyuwangi baru
- check in hotel (manyar garden hotel)
24.00 start trip ijen (200rb/pax)

Jumat, 24 November 2017

Sebiru Langit Pulau Lombok dan Semenakjubkannya Gili Trawangan

Hari ini aku berada dilangit, mengendarai besi terbang di ketinggian lebih dari 2000 kaki, mendengar suara pilot yang samar, dan tampak awan disebelah jendela, dalam diamnya diri, aku berharap ketika menginjak kaki kembali ke bumi, ragaku kembali menemukan gairahnya.

Euforia kebahagiaan mulai merasuki. Mencium udara dari kota yang terkenal dengan sebutan kota seribu masjid, menginjakan kaki ditanah yang katanya adalah pulau kecil nan indah yang terkenal sampai ke seberang samudera.
Kota Mataram, Lombok.


Itinerary selama di Lombok:
10 agustus 2017
07.30 berangkat dari smd-bpp
10.30 tiba di bandara sepinggan (BPP-Lombok 11.50-17.35)
17.45 check in hotel (hart hotel
19.30 (dinner)

11 agustus 2017
07.00 sarapan
(sewa motor 2 hr)
- desa sasak Ende
- desa sade
- pantai kuta

12 agustus 2017
07.00 sarapan
gili trawangan :
  *pelabuhan bangsal
  *keliling gili trawangan dgn sepeda
16.00 kembali menyebrang ke pelabuhan bangsal
18.00 sholat di masjid raya Hubbul Wathan
20.00 mall epicentrum

13 agustus 2017
07.00 sarapan
10.00 check out hotel
-pelabuhan lembar

Jadi...
Hari pertama di lombok. Kami tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) bertepatan dengan sholat magrib. Mengandalkan aplikasi grab, i really thanksfull with people who made this app 😘, dari bandara kami pun menuju hotel. Sengaja aku memilih hotel di sekitar mataram kota, agar mempermudah akses kemana-mana. Jarak yang di tempuh lumayan jauh, sekitar 45 menit perjalanan dengan grabcar. Kamipun tiba di hart hotel. I recommended this hotel. Soalnya kamarnya bagus, dan pelayanannya top banget...
Sesampainya kami di hotel, setelah menaruh barang dan beristirahat sejenak, kamipun pergi mencari makan di sekitaran hotel, karena letak hotelnya di pusat kota mataram, hanya berjalan sekitar 15 menit, kamipun akan sampai di pusat kota yang menyediakan berbagai macam jenis makanan. Kami memilih makan di warung pinggir jalan, dan mencoba makanan khas lombok. Ayam teliwang dan plecing kangkung.


Ayam Teliwang adalah jenis ayam muda yang di masak entah di goreng atau di bakar dan di sajikan dengan nasi, lalapan, dan beberapa jenis sambal (sambal kacang dan sambal taliwang). Mengobati rasa lapar, hidangan ini terasa sangat lezat dan habis dalam seketika 😁. Setelah kenyang, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat.

Hari kedua, adalah hari touring kami. Bermodalkan sepeda motor yang di sewakan pihak hotel, dan tentu saja aplikasi GPS, kamipun berkeliling kota lombok.
Kami pergi menuju desa yang terkenal di lombok. Desa sade. Yang berada di desa Rembitan, Pujut, Lombok tengah.


Di Sepanjang jalan raya lombok, aku sangat menikmati perjalanan ini. Jalan yang luas, lenggang, dan kiri kanan jalan di bingkai dengan area persawahan yang mulai menguning. Berbeda sekali dengan jalan di kota Samarinda, yang sempit, kecil, padat dan terlalu banyak jalan berlubang....


Saat menuju desa sade, kami memasuki kabupaten sengkol, dan melewati sebuah papan bertuliskan "Welcome to sasak village" di sebelah kanan jalan. Kami pun merasa di undang untuk singgah melihat dusun yang masih sangat tradisional ini.





Rumah yang dibangun dengan atap sirap, dinding rotan yang dianyam, dan lantai yang terbuat dari bahan tanah liat dicampur kotoran kerbau menjadi pemandangan yang sangat menarik di desa ini. Di huni oleh suku sasak, yaitu suku asli masyarakat lombok, desa ini sangat unik dengan segala kegigihan mereka mempertahankan kebudayaannya. Wanita suku sasak sangat sederhana, tidak bergaya ala sosialita dengan gaya selangit dengan brand terkenal, Mereka hanya pintar mengurus anak, memasak dan menenun.


Ada tradisi unik di desa ende ini, yaitu kawin lari. Dalam tradisi ini, pihak pria membawa lari wanita yang disukainya. Ini dilakukan tanpa diketahui oleh orangtua si wanita. Pelarian yang dilakukan biasanya berlangsung selama 3 hari. Setelah itu, orangtua wanita akan menebus untuk membicarakan kelanjutan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Pernikahan di Dusun Ende biasanya dilakukan di seputar lingkungan dusun. Perkawinan antarsepupu atau saudara masih sering terjadi. Jika ada seseorang yang ingin menikah dengan pihak luar dusun, orang tersebut diharuskan membayar denda yang nilainya cukup besar untuk kalangan masyarakat dusun.

Dan juga, salah satu syarat untuk wanita desa sasak menikah adalah, mereka harus pandai menenun.
Akupun tak luput memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar menenun. Diajarkan oleh ibu-ibu suku sasak yang sangat ramah, well, belajar menenun itu ternyata gak sesusah kelihatannya. 😊😊





Setelah puas menikmati keindahan di desa ende, kami pun melanjutkan perjalanan ke desa sade. Jarak yang di tempuh dari desa ende ke desa sade tidak terlalu jauh. Tapi karena sudah masuk wilayah desa, akses jalan kesana memang agak sedikit rusak. Tapi usaha perbaikan sedang dilakukan karena saat kami lewat memang ada proses pengaspalan di jalan tersebut.

Dan kira-kira 15 menit kemudian, tibalah kami di desa sade. Kesan pertama begitu masuk ke desa ini adalah... Desa ini sudah terkontaminasi komersialisme. Tidak se-tradisional di desa ende tadi, karena rumah-rumah warga sekarang di penuhi oleh berbagai macam cindera mata yang di jual, sehingga kita kurang bisa menikmati keindahan kampung tersebut.


Tapi bagaimana pun juga, tidak lengkap rasanya jika kita ke lombok tapi tidak menikmati wisata desa sade ini. Rumah-rumah atau yang di sebut bale tani yang ada di desa sade ini lebih banyak dan padat di banding dengan desa ende tadi, ragamnya pun lebih bervariasi.
Dan saat asik menikmati tempat ini, aku melihat ada seseorang nenek yang tinggal di bale tani yang sangat kecil, mungkin hanya seukuran kamarku, dan di dalamnya saat ku tengok hanya ada sebuah kasur dan kompor kecil. Ku dengar dari guide yang mengajak kami berkeliling, bahwa nenek ini tidak bisa berbahasa Indonesia dan beliau hanya tinggal sendiri bale tani tersebut, anak-anaknya pergi merantau dan jarang sekali pulang. So sad.


Oiyaa. Saat berkunjung ke desa sade, jangan lupa untuk mengabadikan foto di pohon cinta. Well, pohon ini seperti pohon yang... Hidup segan, mati tak mau. Karena yang tersisa hanya batang pohonnya saja, tidak ada daun, apalagi bunga atau buah yang di tumbuh. Aku juga bingung kenapa di sebut pohon cinta. Tapi katanya, yang berpoto di pohon ini, akan menemukan cinta sejatinya. Well... Just believe that.



Oiya... Dan sedikit advice lagi. Kalau kalian berencana pergi ke pantai kuta atau tanjung aan setelah dari desa sade, tunda dulu keinginan kalian untuk membeli kain tenun di desa ini. Karena apa? Karena harga tenun dengan kualitas, corak dan jenis tenun yang sama bisa kalian dapatkan dengan harga yang jauh lebih murah di pantai kuta atau tanjung aan nanti.

Hari tepat menunjukan pukul 4 sore, kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalan ke pantai kuta. 15 menit dari desa sade.

Sesampainya kami di pantai kuta. Kesan pertamaku adalah WOW!
Pantai ini bener-bener biru, jernih dan pasirnya putih dan lembut. OMG! 
Dan tidak terlalu banyak orang disini. Seandainya aku tadi menyiapkan baju renang, aku pasti udah berenang, sayangnya gak bawa... 😢




Ini yang aku bilang tadi. Para pedagang kaki lima, yang menjajakan berbagai jenis kain tenun dengan harga yang jauh lebih murah dari di desa sade. Dan disini kita harus pintar-pintar menawar. Karena mereka cukup memaksa saat menawarkan jualan mereka.

Saat asik menikmati birunya pantai, hari mulai gelap, jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Kami memutuskan untuk pulang.

Hari ketiga.
Jadwal hari ini adalah pergi ke gili trawangan. Destinasi yang sangat terkenal dan wajib di kunjungi ketika kita berada di lombok....

Pagi-pagi sekali sehabis sarapan, kamipun pergi menuju pelabuhan bangsal untuk menyeberang ke gili trawangan. Dari arah mataram, kami berangkat melalui jalur gunung. Lumayan jauh jarak yang harus kami tempuh, tapi ini adalah jalan tercepat menuju pelabuhan bangsal.





Selama perjalanan, banyak sekali monyet yang kami temui di pinggir jalan. Ntah apa karena masih daerah gunung yang di kelilingi hutan, tapi monyet-monyet ini begitu tenang ketika berbagai kendaraan lewat.




Setelah hampir 2 jam perjalanan dengan menggunakan lagi-lagi sepeda motor dan terbantu dengan GPS, tepat pukul 09.30 akhirnya kami sampai di bangsal. Jangan bayangkan seperti pelabuhan yang ada di kaltim, pelabuhan ini tergolong kecil, dan hanya melayani kapal-kapal kecil pula.

Untuk menyeberang ke gili, kita harus mengantri di loket tiket terlebih dahulu. Nanti ketika di loket, kita akan di tanya mau menyeberang ke mana. Gili trawangan, gili meno atau gili air. Dan nanti akan di beri tiket berwarna, di mana warna tiket tersebut sesuai dengan tujuan kita. Harga untuk 1 kali penyeberangan ke gili trawangan sekitar Rp. 15.000,- 

Nanti saat kapal akan berangkat, akan di umumkan melalui toak ( well, toak nya agak gak jelas gitu suaranya, jadi buat memastikan lebih baik tanya langsung sama petugas kapalnya) 


Dan finally setelah 1 jam perjalanan, akhirnya....




Kesan pertama begitu sampai di pulau gili trawangan ini adalah biruuu!! Sejauh mata memandang ke segala arah, Aku benar-benar terpukau oleh perpaduan langit biru, air laut berwarna pirus berkilau, dan garis pantai berpasir putih tanpa batas. Masya Alloh!

Suasana pesta sangat terasa di pulau ini, mungkin karena banyaknya turis yang berkunjung ke pulau ini. Di sepanjang jalan pinggir pantai juga berjejer kafe-kafe yang menjajakan berbagai sajian makanan dan minuman. Baik itu hidangan laut, es krim hingga minuman beralkohol.




Begitu sampai ke area jalan, kita akan di sambut beberapa alternatif kendaraan non-polusi. Yups... Disini kita tidak akan menemui kendaraan bermotor, sebab kendaraan bermotor dilarang keras beroperasi di pulau ini. Sebagai gantinya, transportasi yang digunakan baik oleh penduduk lokal dan wisatawan untuk mengitari pulau adalah sepeda dan cidomo.

Karena harga cidomo yang lumayan mahal, kamipun lebih memilih mengelilingi pulau dengan sepeda. Saat kami ke pulau ini, memang banyak sekali turis yang sedang berkunjung, maka harga yang di tawarkan pun lumayan tinggi. Harga sewa sepeda saat itu adalah 50rb/hari. Padahal kata temenku, harga normalnya cuman sekitar 35rb/hari nya.

Tapi gak masalah, cukup worth it buat mengeliling pulau yang luasnya  sekitar 15km².


Setelah hampir 3 jam berkeliling pulau, dimana beberapa kali kami berpapasan dengan turis luar yang juga sedang menikmati keindahan pulau ini. 
Kamipun memutuskan untuk makan siang dan beristirahat sejenak di salah satu rumah makan.
Dan aku memesan sate tanjung.


Awalnya kami berniat mau berenang atau snorkling. Tapi karena tenaga kami lumayan terkuras habis bersepeda tadi, dan menyimpan tenaga juga untuk pulang nanti, jadilah kami hanya bermain-main di pinggiran pantai.


Saat kaki ku berpijak pada lembutnya pasir dan terbilas lagi dan lagi dengan air laut yang biru dan jernih ini, ku sadari satu hal. Ini nyata.

Keindahan ini nyata. Kebiruan ini bukan gambar yang kulihat dari sebuah poto profesional, tapi pandangan ini adalah hasil refleksi dari sebuah ciptaan Tuhan yang sedang melihat ciptaan Tuhan lainnya yang sangat indah.  Masya Alloh! 

Setelah puas (sebenarnya belum puas, karena belum ngerasain diving dan snorklingnya), kamipun akhirnya beranjak pulang, karena untuk bermalam di sini kondisi kami tidak memungkinkan. 😭😭

Tepat pukul 4 sore, kamipun memutuskan untuk kembali ke mataram.
Untuk perjalanan pulang, kami memilih jalur laut. Walau jalur ini lebih jauh daripada jalur berangkat, tapi untuk perjalanan di sore hari lebih aman dan terang karena Melewati pantai senggigi dan bukit malimbu. Sayangnya sudah terlalu sore. Jadi tidak memungkinkan kami untuk mampir ke senggigi.




Menjelang magrib, akhirnya kami tiba di Mataram. Dan kami memutuskan untuk sholat di masjid terbesar di Pulau Lombok, masjid Raya Hubbul Wathan. Kan gak afdol rasanya berkunjung ke pulau yang di juluki kota 1000 masjid, tapi kita tidak sholat di masjidnya.

Hari terakhir....
Hari ini adalah saatnya kami pindah kota.
Bali ! I'm coming.

Untuk menuju Bali, kami memilih untuk menggunakan kapal. Selain lebih ekonomis, kami juga ingin merasakan sensasi berbeda 5 jam di ferry bersama bule-bule yang minim budget.

Selesai beberes dan packing, akhirnya dengan lagi-lagi grabcar, kami menuju pelabuhan Lembar.
Setelah membeli tiket seharga Rp. 47.000,- , kami menenteng koper yang lumayan berat ke dalam ferry. Dan saat masuk, kesan pertamaku adalah...  Ferry ini nyaman. Ada ruangan luas ber-AC, yang bisa di jadikan tempat berbaring, ada ruang duduk dengan televisi, dan di luar dengan pemandangan laut. Terserah kita memilih yang mana. Kalau aku, tentu saja, ini kesempatan untuk tidur memulihkan tenaga....




Selama 5 jam perjalanan terombang-ambing di lautan. Akhirnya tibalah kami di pelabuhan padangbay.
Cerita selanjutnya adalah petualangan ku di Bali...
See yaa...♥