welcome

Kamis, 20 Juli 2017

Hemat atau Pelit? Jangan Asal ngatain Temen.

Terserah kalo mau di bilang pelit atau apa.

Aku memang serba perhitungan.
Dari kecil aku sudah di ajarkan untuk mengelola uang dengan baik.
Jika ingin beli sesuatu, nabung.
Jika ingin sesuatu, usaha.
Jangan pernah pamer dengan harta yang bukan milik kita.
"Masih numpang orang tua aja harat, gak malu gaya-gaya pakai uang orang tua", itu kata orang tua ku.

Merasa bersalah banget kalo dalam setahun, gaji habis tanpa sisa gak menghasilkan apa-apa.

Usia 20an itu, usia genting untuk masalah keuangan.
Gak mau kan karena terlalu foya-foya di masa muda, nanti tua nya gak punya apa-apa.

Aku punya banyak keinginan yang hanya bisa kucapai kalo aku nabung. Aku sih bukan tipe cewek yang mengandalkan cowok untuk segala keperluan matrealis, yang kalo mau beli ini ngerengek2 minta di beliin pacar, mau kesitu sok2an manja2 ngerayu2 pacar biar di ajak kesana. Nope! Menurutku harga diri sih yaa... Selama kita bisa, kenapa mesti tergantung dengan orang lain...

Dan semua keinginanku kayak Keliling Indonesia, naik gondola di Venice, menginjakan kaki di Hagia Sofia, lanjutin kuliah S1, beli kendaraan pribadi, rumah pribadi, menikah ala cinderela wedding dan sebagai-sebagainya, itu semua gak mungkin bisa terlaksana kalo aku gak membiasakan diri buat nabung, hidup hemat. Well.. Beda cerita kalo kalian punya bakat bisnis yang kuat, yang dengan mudahnya bisa menghasilkan uang yaa. Karena aku disini mendapatkan uang, pure hanya dari gaji sebagai PNS semata.

Tapi... Dengan gaya hidup hemat begitu, gak berarti saat ini aku gak menikmati hidup loh yaa...
Untuk urusan nongkrong, aku tetep ke mall, aku tetap ke cafe, aku tetep jalan-jalan, tapi frekuensinya aku kurangin.

Aku punya list keuangan dalam sebulan, penghasilan yang ku dapat sudah ku bagi untuk berbagai keperluan.

Tips membagi penghasilan ini ku pelajari dari Li Ka-Shing, orang terkaya di Asia. Dimana Dia selalu membagi penghasilan yang didapatkannya ke dalam 5 bagian, yaitu:
Biaya hidup, Biaya sosial, Dana untuk mengembangkan kualitas diri, Dana wisata dan Dana untuk berinvestasi.

Dengan membagi penghasilan tersebut, aku jadi lebih punya kontrol dalam mengeluarkan uang. Aku tau uang ini di gunakan untuk apa dan seberapa banyak yang di butuhkan. Jadi semuanya bisa teratur dan terkontrol. Dalam sebulan, aku tau berapa jumlah yang harus dikeluarkan untuk makan dan belanja, berapa untuk memberi orang tua, berapa untuk nongkrong, berapa untuk di tabung, berapa untuk membeli buku.

Misal, dalam sebulan jatah uang nongkrongku  adalah 200rb. Jika sekali nongkrong aku sudah menghabiskan 200rb, berarti aku udah gak bisa nongkrong lagi besok-besok nya.
Atau....
Karena khilaf belanja, jadi jatah makan dan belanjaku yang harusnya senilai 500rb, sudah aku habisin 300rb di awal bulan untuk beli baju dan sebagainya. Jadi dalam sebulan kedepan, bagaimanapun caranya, belanja makanku tersisa cuman 200rb. Yaa.. Terpaksa aku harus rajin bawa bekal atau puasa senin-kamis. Well... Itu konsekuensi. Lagian jadi bisa ibadah kan...
Atau....
Ternyata pengeluaran bulan lalu masih sisa, kadang uang itu yang aku gunain buat traktir temen atau buat beliin kado buat temen yang mau ultah.

Mungkin kalian bilang itu perhitungan, tapi mengelola keuangan dengan baik itu salah satu sunah rasul, agar kita gak bersifat boros terhadap sesuatu.
Supaya kita gak menyusahkan orang lain jika kita menginginkan sesuatu. Gituu...
Demikian curhatan dari seseorang yang sering di katain pelit...


Yaa... Semua itu sebenarnya tergantung perspektif masing2 orang yaa...
Ada orang yang ngerti dengan prinsip kita, tapi ada juga yang gak mau tau, dan membanding kita dengan dirinya yang punya sifat hedon, maka di matanya sih seberapa keraspun kita jelasin prinsip kita, kita mahh... Tetap aja bakal di anggap pelit.
😕😕

Ingat...
"Hemat pangkal Kaya, Boros pangkal miskin"
" Allah benci kepada orang yang berlebih-lebihan"


Jumat, 14 Juli 2017

Liburan Bareng genk 'SMS'

hay..hay... welcome back.
Kali ini aku mau nulis tentang liburan gila bareng SMS.

Sebenarnya ini bukan liburan pertama kami sih, sekitar tahun 2011 waktu masih zaman penjajahan semasa kuliah, kami juga pernah liburan bareng ke Bontang.
Tapi itu udah lama banget dan dari waktu itu sampai saat ini, baru kali inilah kami bisa Liburan bareng lagi.

Yups... Setelah banyak drama buat ngumpul yang gak berkesudahan, rencana ngumpul di cafe sekedar ngopi-ngopi cantik aja gak pernah terealisasi. Ada yg sibuk inilah, lemburlah, udah ada janjilah, ini itu, penuh drama.
Akhirnya hari selasa kmaren tepatnya tgl. 11/7/2017 terjadilah liburan mendadak kami.

Yaitu aku, nurul, fifin, lisa, fitri dan dinny, 6 dari total genk yang isinya 12 orang, -yaah berkurang formasi karena sisanya sudah masuk ranah 'emak-emak zone'-, pergi bareng ke Balikpapan dengan menggunakan honda jazz Nurul.
Peningkatan! Kalo tahun 2011 kami ke Bontang dengan bus reyot tanpa AC, tahun ini kami sudah bisa bawa transportasi pribadi, jadi memudahkan kalo mau kemana-mana.

Jam 9 pagi kami sudah lengkap berkumpul di rumah nurul, setelah berpamitan dengan ibu, kamipun cuss berangkat menuju Balikpapan.
Perjalanan berjalan lancar jaya, alhamdulillah.
Dan Tepat pukul 12.00 kamipun tiba di Balikpapan dan segera menuju destinasi pertama kami, yaitu BIC (Balikpapan Islamic Center), selain untuk melaksanakan sholat zuhur (walau liburan bareng dan diantara geng kami ada yang non-muslim, sholat tetap prioritas kami), bentuk arsitektur dari mesjid ini juga unik, terdapat aksesoris payung seperti di mekkah. Dan tempat ini tidak luput dari bagian dokumentasi perjalanan kami...


Sekitar pukul 1 siang, kamipun segera menuju hotel untuk check in. Kami penginap di hotel aston dan menyewa executive room untuk kami ber-6. Harga yang kami dapat karena pesan di traveloka + dapat voucher diskon, untuk jenis kamar yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu, 2 kamar mandi, dan di sertai balcon, kami hanya membayar 800rb dari 1,2jt permalamnya. Dan ini cukup worth it karena fasilitas dan view hotel yang ciamik banget. Ada swimming poolnya, turun ke bawah langsung berhadapan dengan pantai kemala, dan yang paling penting wifi nya kenceng. 👍

Setelah beristirahat sebentar, pukul 3 siang kami kembali jalan-jalan dengan tujuan hutan mangrove.
Setelah berkeliling-keliling yang berpatokan dengan GPS, akhirnya kami...
Nyasar! Hahahah...
Entah GPS yang gak akurat, atau internet yang hilang timbul, kami malah nyasar ke daerah pasar dan bolak balik disitu-situ aja. Konyol.

Dan kami putuskan untuk pergi ke transmart studio saja, cuman untuk sekedar ingin tau tanpa berniat menaiki wahana-wahana yg ada disana.



Destinasi kami selanjutnya adalah woodclub cafe yang sedang hits di Balikpapan, letaknya pun berdekatan dengan transmart studio, sambil menunggu cafe tersebut buka (bukanya jam 4 sore), kami hanya mengelilingi transmart sambil poto-poto gaya anak alay kekinian. 😎

Selesai sholat ashar, kamipun segera menuju woodclub cafe. Masuk ke cafe tersebut suasananya so classy banget. Interiornya yang warm dan sebagian besar terdiri dari kayu-kayu dan pohon-pohon, cafe ini mungkin mengambil tema 'alam'.




Tapi untuk makanan yang disediakan, aku gak terlalu suka karena emang gak pas di lidahku sih. Karena aku lapar, pesanlah aku sepiring nasi goreng dan segelas smooties, dan jujur rasanya... Hambar.

Sore menjelang, kami memutuskan kembali ke hotel dan menikmati sunset di pantai kemala yang bisa di akses dengan hanya turun ke bagian bawah dari swimming pool hotel.


Setelah mandi dan bebersih, malamnya kami cuss lagi pergi untuk dinner. Aku sama nurul kepingin banget makan di Rumah makan Kepiting khas balikpapan yang katanya enak banget, RM. Dandito.
Dan benar banget, untuk kepiting seharga 250rb sepiringnya, ini kepiting worth it banget!
Daging Kepitingnya tebal, dan telurnya banyak.
Enakkkkk banget!!
Duh aku jadi ngiler lagi...😋



Setelah dari RM. Dandito kami pergi mengunjungi ifa, salah satu anggota geng yang udah jadi emak-emak dan pindah domisili ke Balikpapan. Doi bersuamikan seorang tentara, jadilah kami harus masuk ke wilayah korem untuk menemuinya. -jangan tanya aku nama jalannya, pun aku lupa-😂

Sekitar pukul 11 malam, kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Istirahat??
Nyatanya gak, kami malah main UNO sambil gossipan sampai capek. Ahahaha...


Esok harinya..
Sekitar pukul 7.30 pagi, aku sudah di ganggu sama berisikan anak-anak itu yang sok2an mau masak di dapur. Aku yang masih pingin melanjutkan tidur karena suasana balikpapan pada hari itu sedang hujan, malah kena gangguan rekaman2 instastory dari Mereka... 😑

Jam 8 aku benar-benar bangun...
Nurul, lisa dan fitri entah kemana karena yang tersisa hanya fifin dan dinny, katanya sih mereka pingin beli mantou.
Suasana di luar masih gerimis tapi aku kepingin berenang. Akhirnya ku paksa fifin untuk menemaniku berenang. Ahahaha. Bodo amat sama hujan, toh kena sama-sama air juga.



Sekitar 30 menit aku berenang, datanglah nurul, lisa dan fitri, dan mereka pun ikut berenang, lebih tepatnya sih poto-poto doang.

Setelah puas berenang dan poto-poto, akhirnya kamipun bersiap untuk kembali ke Samarinda.
Sebenarnya ingin lebih lama berada di sini, karena 1 hari tidaklah cukup.
Tapi... Karena hari ini aku udah dinas lagi, jadi kamipun terpaksa kembali ke Samarinda.
Pukul 11 tepat, kamipun mengucapkan perpisahan pada kota ini.
Dan kami pasti kembali, bukan untuk menginap, tapi untuk transit menuju bandara, karena liburan selanjutnya kita akan menyebrang pulau!!
I love you guys, kalian ter-bangke!

Tips buat liburan bareng geng:
1. Izin orang tua, kalo ortu udh pada kenal sama temen2 kita, dapat izin pasti gampang.
2. Susun itinerary yang jelas dan tersusun. Jadi saat nyusun itinerary usahakan ke tempat2 hits yang juga searah dan berdekatan, jadi kita gak ngehabisin waktu di jalan karena bolak-balik. Makanya saat nyusun itinerary usahakan juga pake google map biar terarah.
3. Bikin budget. Semua2nya sudah harus di perhitungkan. Dari biaya kamar hotel, bensin, masuk tempat wisata, makan, dll. Langsung di bagi rata, jadi adil.
4. Udah memahami karakter masing-masing teman. Ini paling penting, biar pada gak berantem karena sakit hati atau apalah.
5. Yahh intinya liburan kan have fun, jadi buatlah suasana liburannya nyaman dan menyenangkan yaa guys.

Rabu, 05 Juli 2017

Mudik Samarinda - Banjarmasin yang Penuh Drama

Hai!
Mumpung masih suasana lebaran, adinda mw mengucapakan minal aidin wal fadizin, mohon maaf lahir dan batin yaa buat semua...

Kali ini mau nulis tentang pengalaman ku mudik ke Banjarmasin. Setelah sekian lama gak mudik, akhirnya nyuri-nyuri waktu libur di sela-sela dinas. Hmm...
Bermodalkan habis dinas pagi-libur 3 hari-lanjut dinas malam, di hari raya ke-2, akupun nekat buat nyusul mama-bapak buat mudik ke Banjar. Yups. Keluargaku sudah lebih dulu pergi mudik dari 1 minggu sebelum lebaran.

Jadi...
Tgl. 26 juni, tepatnya hari raya idul fitri kedua, aku saat itu masih dinas pagi, yang harusnya pulang pukul 14.30 pun terpaksa izin pulang jam 12.00 karena mengejar pesawat yang jadwal penerbangannya pukul 18.00.
Dari Samarinda menuju balikpapan aku menggunakan travel kanguru, dengan biaya 150.000 dan memakan waktu sekitar 3 jam. (Terima kasih ku ucapkan kepada kesayangan akoh, Fifin Naima yang udah sudi aku repotin minta antar ke kanguru dan nungguin sampe aku berangkat. Lope you full beb. 😊)


Sekitar pukul 15.30, akupun tiba di bandara sepinggan lalu segera masuk untuk mengantri bagasi. Sebenarnya bawaanku tidak banyak, hanya 1 buah ransel berisi baju dan....
Dipenser. Yups... Si emak bela-belain nyuruh aku beliin dispenser dari samarinda buat nenek. Yakali di Banjar gak ada yang jual dispenser. 😑😑 dan dispenser inilah yang ku bagasikan di bagian OGG.


Setelah itu aku langsung masuk untuk check in. Menunggu sekitar 1.5jam, akhirnya pukul 17.30 kami di persilahkan untuk memasuki pesawat.
Pesawat yang kutumpang saat itu adalah wings air. Dengan tiket seharga +- 600rb ((kalo hari biasa tiket BPP-BDJ sekitar 300rb-400rb aja)), aku bisa berangkat menuju kampung halaman mama dan ketemu nenek serta para sepupu disana.


Pukul 19.00 akupun tiba di Bandara Syamsudin Noor. Cukup terkejut sebenarnya melihat kondisi Bandara ini, keadaannya sedikit kumuh, sempit dan kotor, jauh sekali berbeda dengan bendara sepinggan.

Keluar dari Bandara, sudah ada orangtuaku datang menjemput. Dan kamipun pergi menuju rumah nenek...
Jarak dari bandara ke rumah nenek lumayan jauh. Sekitar 1 jam perjalanan. Karena bandara terletak di BanjarBaru dan rumah nenek terletak di Banjarmasin.

Setibanya di rumah nenek, akupun menggunakan kesempatan itu untuk beristirahat, karena besok adalah jadwal keliling-keliling cari jodoh... eh salah... Keliling-keliling cari amplop... Eh salah lagi... Keliling-keliling silaturrahmi maksudnya... 😆😆

Tgl. 27, aku sudah bangun sejak shubuh. Sarapan soto banjar bikinan mama, lalu bersiap-siap untuk silaturrahmi.
Di sela-sela bersilaturahmi kerumah keluarga kami juga mengunjungi beberapa tempat wisata yang sedang hits di Banjarmasin.
Yaitu Danau Galuh Cempaka dan Danau Seran.



Ini adalah beberapa potoku saat berada di sana.

Yah cukup menariklah untuk sejenis wisata alam anak mudanya Banjarmasin.

Tgl. 28, hari ini waktunya aku pulang. Singkat banget emang perjalananku di Banjarmasin 😢.
Pagi pukul 6, kami sudah berpamitan dengan keluarga dan nenek tercinta. Lalu kamipun beranjak pergi. Rumah nenek ku berada di sei. Mesa, masuk kawasan perkotaan karena letaknya tepat berada di seberang masjid sabilal muhtadin.
Begitu keluar gang, sudah ada taman siring di depan jalan.


Dan di deretan taman siring ini, akan kita jumpai pasar terapung yang beroperasi setiap hari minggu. Sayang sekali aku disana bukan saat hari minggu.

Agak kesana dari lokasi terapung, akan kita jumpai juga taman bekantan, yang menjadi ikonik kota banjarmasin. Dan aku memaksa bapak untuk berhenti dulu di taman tersebut untuk sekedar mengabadikan poto disana.😆😆


Perjalanan pun di lanjutkan.
Dari Banjarmasin kami kembali melewati BanjarBaru. Lalu tiba di kota martapura, aku menyempatkan untuk mencari oleh2 di kota martapura. Kota ini di kenal sebagai kota intan, tapi untuk membeli intan sebagai oleh2 sepertinya dompet ku tidak sanggup. Ahaha.

Akupun hanya membeli beberapa gelang permata imitasi, kalung dari batu, tas, dan dompet dari manik-manik.
Dari Martapura kami melanjutkan perjalanan.
Melewati rantau, di rantau kami kembali bersilaturahmi ke tempat keluarga bapak. Lalu kami bebelok ke arah amuntai, tidak melewati kandangan karena mama ingin sekali makan bebek tanpa tulang amuntai yang sangat khas. Tiba di amuntai kamipun singgah di rumah makan banua lima untuk makan siang. Untuk bebek tanpa tulangnya sih lumayan menurutku, tapi terlalu mahal sih. Seporsinya di harga 50rb,padahal daging bebeknya tidak terlalu banyak. Hmm...


Dari amuntai, kamipun melanjutkan perjalanan dan tiba di tanjung, tabalong pukul 4 sore.
Sebenarnya waktu tempuh dari Banjarmasin-Tanjung hanya berkisar 5-6 jam, tapi karena perjalanan kami kali ini santai di sertai dengan silaturrahmi dan kebanyakan stop, jadilah kami menepuhnya dalam waktu 9 jam. 😁

Di Tanjung, kami menginap selama 2 hari. Tanjung adalah tempat mama dan bapak tumbuh, banyak keluarga dan teman2 yang mau mereka kunjungi.
Kami menginap di tempat kai husein, saudara bapak. Rumahnya karena berada di wilayah Baganja, yang sebagian besar pekerjaan masyarakatnya adalah mekhatam/bertani dan berkebun, tempat ini pun sangat sejuk dan dingin sekali di malam hari.

Esok paginya, kami di ajak mama untuk ke pasar Tanjung. Rumah dimana tempat mama tinggal dulu, tepat berada di bawah jembatan gantung. Termasuk rumah paling besar di masanya. Keluarga mama dari pihak kai memang berprofesi sebagai pedagang, dan juga sangat sukses di masanya. Hingga kini sih. Tapi rumah tersebut sudah di wariskan kepada sepupu mama yang saat itu tidak berada di tanjung.
Kusempatkan untuk mengambil beberapa poto di jembatan gantung Tanjung.


Malamnya kami menginap di murum pudak, adalah komplek pertamina tempat di mana tante/acil/mama yani tinggal. Yang kusuka dari rumah mama yani ini adalah, sangat2 bersih dan gak mungkin kesusahan air.

Tgl. 30, pagi pukul 06.00 setelah subuh, kamipun mulai beranjak pergi menuju Samarinda.
Di sambut oleh kabut pagi dan wilayah perumahan pertamina yang sangat asri, aku merasa sangat tentram. Ceilah...

Setelah melewati bundaran Api Tanjung, kami pun berangkat melewati Jaro. Kami singgah sebentar bersilaturahmi di tempat nenek Aluh yang tinggal di Jaro. Suami nenek Aluh berprofesi sebagai mantri/perawat, karena tempat ini masih jarang ada dokter praktek, maka rumah nenek Jaro pun sering kali ramai oleh pasien yang ingin berobat.

Dari Jaro kamipun melanjutkan perjalanan, melewati muara Uya lurus hingga tiba di perbatasan KalSel-KalTim, perjalanan dari Tanjung hingga tiba ke perbatasan cukup bagus. Jalanan licin dan mulus, namun begitu masuk ke wilayah kaltim, jalan rusak pun hampir sering kami temui. Hmm... Mungkin pemerintah perlu sekali memperhatikan wilayah perbatasan ini.
Lalu, dari perbatasan kira2 1 jam kemudian, kamipun tiba di Batu Kajang/Batu Sopang, dulu sekali, sekitar kelas 2-4 SD, aku pernah tinggal di daerah ini. Ku kenang saat aku memasuki hutan untuk mencari bambu pramuka dan melewati daerah pendulangan, ah... Ku rindu masa-masa itu.

Dari Batu Sopang, melewati belokan ke arah tanah grogot, kamipun lurus menuju koaro dan tiba di penajam sekitar pukul 12 siang, tepat saat orang akan melakukan sholat Jumat. Kamipun singgah di Masjid Agung Penajam. Masjid ini sangat luas walaupun tidak seluas islamic Center Samarinda, terdiri dari mungkin 3 lantai, lantai untuk jamaah perempuan ada di lantai 3.

Setelah bapak dan auli selesai sholat, kamipun menggelar koran untuk makan siang. Berbekal nasi dari rumah mama yani, kamipun duduk di bawah pohon, di parkiran masjid agung Penajam ini. Serasa camping... 😂


Selesai makan, kamipun segera melanjutkan perjalanan menuju ferry, dan...
Tiba-tiba bapak menadapat telpon.
Dari om Jumri.
Yang mengajak bapak untuk berlibur 1 hari di Balikpapan.
Karena ada keluarga dari Pangkalanbun yang datang ke Samarinda.
Bapakpun mengiyakan.
Lupa kalo aku, anaknya, malam ini sudah masuk kerja untuk dinas malam. 😑😑😑

Dengan membayar tiket ferry seharga Rp. 269.900,- kamipun menyebrang ke Balikpapan. Memakan waktu sekitar 30 menit, tepat pukul 15.30 kamipun tiba di Balikpapan.
Karena mereka masih mau liburan di Balikpapan, akupun terpaksa pulang ke Samarinda dengan Menggunakan bus.

Bapak mengantarku ke terminal Batu Ampar, dan saat itu semua bus masih terlihat kosong. Berjalan ke depan sedikit, di daerah pangkalan ojek, ada bus arah Samarinda yang sedang ngetem menunggu penumpang agar busnya penuh.
Walau bus tanpa Ac, akhirnya akupun terpaksa menaikinya.

Sekitar 15 menit kemudian, bus pun berangkat. Di dalam bus aku di tagih bayaran bus seharga 30rb.
Sekitar pukul 19.00 akupun tiba di terminal Samarinda. Dan menggunakan angkot menuju rumah. Celakanya...
Di tengah2 perjalanan, saat sedang menaiki gunung, eh... Si angkot mogok dan berjalan mundur. Aku langsung sawan, pucat, pasi. Tanpa alang2, akupun lebih meilih turun demi keamanan jiwa dan raga.😰

Akhirnya akupun lebih memilih order gojek saja.
Pun... Lama sekali ada yg accept orderanku.
Akhirnya setelah menggalau sekitar 15 menitan, adalah abang Gojek baik hati bersedia meng-accept orderanku. Dengan 15rb, akupun sampai di rumah dengan selamat.

Sungguh. Mudik tahun ini penuh warna dan cerita. 😆😆