welcome

Senin, 27 Februari 2017

Mendaki di Gunung Andong!!

Mau cerita sedikit pamer tentang pengalaman pertamaku mendaki gunung.
Sebenarnya bukan yang pertama-pertama banget sih, sebelumnya juga sering ngedaki gunung di Samarinda.
Tapi kalo di Samarinda namanya bukan gunung kali yaa. Sebutannya lebih ke arah Bukit? Tanjakan? Dataran tinggi? Ntahlah.
Yang pasti di samarinda gak ada gunung.

Jadi inilah kisahku, pertama kali mendaki gunung.



Gunung itu namanya Mt. Andong, dengan ketinggian 1726 mdpl, bertempat di Magelang, Jawa tengah.
Kunaiki sekitar awal November 2016, Masuk dalam itinerary liburan ke Jogja kmaren sebenarnya. Karena aku emang pingin banget ngerasain naik gunung sambil gendong carrier (padahal gak kuat juga sih) 😁

Ditemani dengan temanku yang baik banget, namanya Dessy, dia temanku saat smp (saat ini dia sedang sibuk kerja sambil melanjutkan pendidikan apotekernya di Jogja). Dessy juga mengajak teman laki-lakinya, biar ada guard katanya.

Pukul 3 sore kami berkumpul di MC-D dekat terminal Jombor, disanalah pertama kalinya aku berkenalan dengan 3 orang teman baruku, mereka adalah Bang Yance, ka Okta dan mas pram. Bang Yance adalah yang paling tua diantara kami, sehingga otomatis dialah yang menjabat sebagai ketua regu. Lalu ada Ka Okta yang ternyata merupakan pacarnya Dessy, dan mas Pram, dia sih mengakunya mantan mahasiswa yang sekarang berprofesi sebagai Job Haunter.

Setelah cukup saling kenal, kamipun segera melanjutkan perjalanan. Dengan menggunakan motor kami pergi menuju ke arah Magelang sampai ke wilayah Grabag-Ngablak, tepatnya di Dusun Sawit. Menempuh perjalanan sekitar 3 jam, akhirnya kami tiba di Basecamp pendakian tepat ketika magrib.

Kamipun beristirahat sejenak, sholat, makan, sambil mempersiapkan diri untuk pendakian. Bang Yance mengatakan kami akan mulai mendaki sekitar pukul 9 malam.
Aku yang saat itu sangat excited gak bisa diam, menghabiskan waktu sambil berkeliling di sekitaran basecamp. Melihat papan-papan pengumuman, dan membaca aturan serta rute untuk mendaki gunung. Rumah-rumah warga disini masih sangat sederhana, masih beratapkan sirap dan suasananya sangat tenang dan sejuk, padahal saat itu baru pukul 8, tapi sudah sangat hening dan gelap.


Oiya, jika kita ingin mendaki gunung andong, sebelumnya kita di haruskan untuk membayar biaya retribusi sebesar Rp. 7000,-, mengisi buku daftar pendakian Serta membayar biaya parkir sepeda motor.

Tepat pukul 9, di pimpin oleh bang Yance, kami berdoa dan memulai perjalan.

Rute pendakian.
Dari basecamp kami berjalan menuju kearah dalam, awalnya masih ada rumah-rumah warga, makin kedalam suasana makin gelap, perjalanan kami hanya mengandalkan cahaya senter yang kami bawa, melewati ladang yang sebagian besar ditanami oleh sayuran berupa kol dan kubis akhirnya kami sampai di gapura pintu masuk pendakian gunung Andong. Kata bang Yance, jika suasananya terang kita bisa melihat gunung merapi, merbabu, sindoro, dan gunung sumbing dari sini.
Dari gapura ke pos 1 rute yang kami lalui masih lumayan ringan, dikelilingi hutan pinus yang asri, suasana malam yang lembab dan suara-suara binatang dalam hutan, aku menikmati perjalanan ini.
Kira-kira 35 menit dari gapura kami tiba di pos 1, pos Gili Cino. Kami gunakan untuk sekedar duduk dan beristirahat sebentar. Lalu kamipun melanjutkan pendakian menuju pos kedua.

Dari pos 1 ke pos 2, rute perjalanan sudah mulai berat, mungkin karena kurang olahraga dan gak terbiasa naik gunung, aku sudah mulai ngos-ngosan dan sering berhenti untuk beristirahat (maafkan aku bang yance, ka okta dan mas pram, udah mereka bawaanya banyak, sering ku stopin lagi πŸ˜…). Menghabiskan waktu sekitar 40 menitan (karena keseringan stop), akhirnya kami tiba di Pos kedua, pos Watu Gambir.

Dari pos kedua, rute makin berat, medan pendakian makin curam dan aku tambah ngos-ngosan 😁😁😁. Setelah beberapa saat (beberapa kali stop ngatur nafas), akhirnya kami tiba di pertigaan menuju puncak makam. Makam ini katanya makam keramat, kalau aku cari di google, ini adalah makam syeikh Joko Pekih, yang katanya adalah salah satu wali dan makan ini sering di ziarahi olah orang-orang pada bulan dan Hari-hari tertentu.
Tapi yang terpenting adalah, dari sini kita sudah melihat pemandangan gugusan bintang-bintang dan cahaya yang tersusun dari lampu-lampu rumah warga di bawah.

Dengan masih ngos-ngosan, kami terus melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sekitar 40 menit dari basecamp kedua, akhirnya kami tiba juga di puncak dan mereka memberikan kesempatan padaku untuk menginjak puncak pertama kali. Yeahh... Senang!!! Akhirnya...
Dan kami saat itu memang orang pertama yang tiba di puncak Andong.

Angin dan kabut di puncak Andong sangat tebal, kamipun segera membangun tenda untuk meletakkan barang-barang kami. Saat itu sudah menunjukan pukul hampir 00.00. Aku berkeliling sebentar untuk menikmati puncak andong di tengah malam, malam itu sepi. Hanya ada kami berlima. Mas pram menceritakan pengalaman sebelumnya di gunung Andong, ketika weekend, bahkan tidak mendapat tempat untuk mendirikan tenda di camping ground.

Malam semakin larut, bang Yance menyuruh kita untuk beristirahat, dipinjamkan sleepingbag oleh dessy akupun mencoba untuk tidur. Suasana saat itu terasa makin dingin, di sertai kabut yang tebal dan angin yang kencang, sleepingbag saja tidak membantu untuk menghangatkan tubuh. Mas pram pun menawarkan untuk membuatkan susu hangat. Dengan peralatan masaknya yang ringkas (aku sempat terpana melihat alat masak pendaki yang praktis semua bagian serba guna), dia mendidihkan air. Bahkan air yang mendidih itu hanya terasa hangat di tanganku.


Akupun mencoba untuk tidur, sekitar pukul 3, sayup-sayup ku dengar ada pendaki lain yang berdatangan. Setelah itu ntahlah, aku terbangun ketika ku dengar sayup-sayup suara azan Shubuh dari bawah terdengar.
Jam saat itu menunjukkan pukul 5. Ahh ada seberkas cahaya di timur.
Aku segera mencuci wajahku dengan air, dan... Dingin!
Dan menghirup udara dalam-dalam, ahh... Udara gunung di pagi hari. Menyegarkan.
Dan... Sudah ada 6 tenda lain di sekeliling kami. Rupanya ada teman. 😁

Suasana saat itu masih gelap, dan aku hanya duduk di depan tenda menghadap ke langit menyongsong sang surya membawa warna orangenya yang indah dan hangat.
Kabut tebal mulai tergantikan dengan kristal-kristal embun, langit sudah mulai terang, dan aku menghabiskan pagi untuk mengabadikan moment pertama kalinya aku menginjakan kaki di gunung.


Berlatarkan gunung merbabu di depan mata, awan tebal serasa berada di langit, suasana yang segar dan pepohonan pinus yang asri, sungguh, Allah sudah menciptakan bumi ini dengan begitu sempurna.




Setelah puas menikmati pagi di puncak andong, kamipun mulai berkemas untuk segera turun.


Jam 9, kamipun turun dari puncak.
Mungkin karena medan turun, waktu yang di butuhkan untuk turun lebih cepat, padahal kami sempat berleha-leha dulu di pos 2 sekedar untuk menikmati dan mengabadikan keasrian hutan pinus.


Demikian sedikit cerita tentang pengalamanku mendaki puncak Andong, pengalaman sebenarnya hanya bisa di rasakan jika kita melakukannya langsung, berada disana, dan menikmatinya sendiri.
Terima kasih buat Desay, bang Yance, ka Okta, dan mas Pram, buat unforgettable experience nya. Salam rindu untuk kalian. 😘😘



Selasa, 14 Februari 2017

1 day Trip, Meet and Greet dengan Kota Batik

Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku ke tempat-tempat keren dan asik di Solo.

Dari Jogja aku berangkat ke Solo menggunakan kereta api dari stasiun lempuyangan.

Jam 07.00 aku sudah mengantri tiket prameks go show menuju stasiun solo balapan dengan jadwal keberangkatan adalah jam 07.42.
Kurang lebih satu jam perjalanan.
Jam 9an aku tiba di Solo dan langsung di sambut dengan sahabatku Kusnul Chotimah.
Kebetulan saat ini dia sedang melanjutkan studi S2 matematikanya di UNS dan hari ini adalah hari yang di siapkannya hanya untukku. Hahahha...

*Untuk perjalan hari ini, aku sudah membuat itinerary sendiri berdasarkan hasil googling untuk meng-explore solo secara maksimal.*

Setelah saling bertukar kabar, kami pun segera bertolak dari stasiun solo balapan menuju keraton solo atau keraton surakarta.
Keraton ini merupakan simbol dari seluk beluk kota Solo. Didirikan oleh Sunan Paku Buwono II sekitar tahun 1744.


Begitu sampai di keraton solo, kami di sambut dengan penjaga gerbang depan keraton dan kamipun di perbolehkan berfoto dengan mereka.

Lalu kamipun masuk ke area dalam keraton, sesampainya di dalam, kesan pertamaku adalah keraton ini bernuansa biru dan sangat luas.


Kamipun memasuki satu persatu ruangan yang sekarang beralih fungsi sebagai museum.
Agak kecewa sebenarnya, karena area yang bisa di kunjungi hanya sedikit, dan sedikit kotor. Banyak sekali debu pada bingkai-bingai foto dan kotak-kotak penyimpanan artefak.

Setelah dari keraton, kamipun menyewa becak untuk berkeliling di area sekitar keraton.
Kami mengelilingi bagian luar keraton yang dibatasi dengan tembok-tembok tinggi.
Pak tukang becaknya juga, sedikit banyak menceritakan sejarah keraton solo dan fungsi dari tempat-tempat yang kami lewati.

Kamipun sampai di kampung batik kauman. Pak tukang becak mengusulkan kami untuk berkeliling di area kauman sementara beliau akan menunggu.
Kesempatan sampai di kampung batik aku gunakan untuk mencari tempat belajar membatik untuk 1 hari.


Sampailah kami di rumah batik Gunawan, yaitu tempat di produksinya batik terkenal yaitu batik Gunawan Setiawan.
Dirumah batik ini, selain kita bisa melihat proses pembuatan batik kita juga bisa belajar cara membatik.
Dengan membayar 50ribu, kami sudah di ajari cara membatik dan di biarkan untuk membuat motif batik kami sendiri pada selembar kain kanvas.


Selama kurang lebih 1 jam kami membatik, akhirnya kami bisa melihat hasil karya membatik kami.
Walaupun bentuknya abstrak lebih ke amburadul, aku sangat puas bisa belajar dan mengetahui poses pembuatan batik disini.


Selesai membatik, kamipun melanjutkan perjalanan dengan becak menyusuri jalan kembali ke area keraton.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju ke pasar antik triwindu.
Disini kita bisa menemukan barang-barang jadul nan antik yang sudah tidak di produksi lagi.
Didalamnya ada mainan-mainan zaman dulu, lampu, koin, foto, alat masak, guci dan sebagainya.
Kenapa pasar triwindu menjadi salah satu tempat wisata yang aku rekomendasikan, karena selain banyaknya barang-barang antik di sana, suasana vintagenya akan menjadi tema liburan yang berwarna.


Setelah dari pasar triwindu, kusnul mengajakku berkeliling solo. Mungkin karena sudah lelah, kami tidak berniat mampir saat kami melewati area-area seperti pasar klewer, taman sriwedari dan kampus UNS.

Jam sudah menunjukan pukul 5.
Aku memutuskan untuk bermalam di kos-an kusnul.
Tapi karena aku tidak membawa perlengkapan untuk bermalam, kusnul mengajakku untuk pergi ke SGM. Solo grand mall. Mall ini mungkin lebih mirip SCP nya samarinda kalo aku bilang. Sedikit sempit karena penuhnya orang berjualan...

Akupun membeli beberapa keperluanku untuk bermalam.

Malam tiba, saat itu waktu menunjukkan pukul 20.00.
Setelah dari SGM, kusnul lalu mengajakku untuk makan di Markobar. Cafe milik Gibran, anak pak Jokowi.
Penasaran, akupun menyetujuinya.


Sebenarnya ada beberapa itinerary yang tidak terlaksana pada hari ini, tapi karena kami sudah sangat lelah, Kamipun memutuskan pulang ke kos kusnul.
Kosan kusnul berada di sekitaran kampus UNS. Dan menariknya, kosan-nya memiliki rooftop dimana kita bisa melihat keindahan kota solo di malam hari dan melihat sunset di pagi hari.

Demikian perjalananku selama di Solo.
Tidak cukup memang untuk meng-explore solo dalan waktu 1 hari.
Masih banyak tempat keren yang tidak terkunjungi karena singkatnya waktu.
Namun tetap menyenangkan bisa ada di kota ini. See you again Solo. 😊😊

Rabu, 08 Februari 2017

Explore Jogja, I Love you since 1995th.

Setelah 1 tahun lebih bergulat dengan dunia kerja, ditengah-tengah rasa bosan, lelah, suntuk, dan stress akibat kurang piknik, akhirnya cuti 2016 kemarin, aku putuskan untuk berlibur keluar kota.

Sebenarnya bukan tanpa rencana, liburan ini sudah aku rencanakan sejak awal tahun 2016 yang lalu.
Dimana waktu itu aku lagi buka-buka album lama, ketemu foto tahun 1995-an, disitu aku, bapak, sama mama sedang liburan bertiga di Jogja. Lalu muncul lah hasrat mau nostalgia liburan lagi kesana.

Dan setelah nabung, nyisihin gaji setiap bulannya, alhamdulillah, dikasih rezeki sama Allah bisa cuti di pertengahan Oktober kemarin.
Awalnya aku yang saat itu masih berstatus sebagai CPNS memang belum diperbolehkan mengambil cuti, tapi...
Namanya niat mau nyenengin orang tua, selalu ada jalan sihh.. πŸ˜‡

Selama kurang lebih 9 hari di Jogja, ada beberapa tempat keren yang aku datangin. Gak salah memang Jogja di sebut sebagai kota wisata.
4 hari pertama, aku pake paket wisata biar mudah. Namanya liburan keluarga, pasti agak repot dan ini pertama kalinya kami kembali ke Jogja setelah lebih dari 20 tahun gak kemari.
Jadi biar nyaman, aku pakai paket wisata aja. Untuk akomodasi tour wisata, aku pakai jogja75, dan aku rekomendasiin banget paket wisata ini. Memuaskan. Dan yang paling penting, harganya yang terjangkau. Hehehe...
Terus driver yang melayani kami waktu itu (nama beliau adalah 'pak kikis') baik, sabar, dan ramah bangeettt..
Pak kikis tahan aja dengar omelannya mama yang suka ngeluh kalau macet. Ahahaha... Pak kikis the best!!

Day 1
Hari pertama datang, kami langsung di sambut oleh pak kikis di Bandara Adi Sutjipto Jogjakarta, dan kebetulan udah jam makan siang, kami pun di ajak pak kikis makan siang di gudeg Yu Djum yang tempatnya tidak jauh dari Bandara.


Jujur aku gak pernah bisa makan gudeg-gudeg an, rasanya terlalu manis...
(aku memang gak terlalu bisa makan makanan manis, soalnya akunya kan udah manis, nanti kalau makan yang manis-manis bisa diabetes 😁piss )
Tapi bapak malah suka banget. Nostalgia zaman kuliah katanya.

Setelah makan dan sholat Dzuhur, kami pun langsung mengikuti jadwal rundown dari paket wisata jogja75.
Yaitu Merapi Lava Tour.
Saat itu Jogja sedang gerimis, untung saja saat sudah sampai di tempat penyewaan jeep, hujannya berhenti.
Harga sewa jeep untuk pergi ke merapi sekitar 450 ribu.
Tapi sebanding dengan pengalaman dan guide-nya yang ramah dan bisa merangkap jadi Potografer. Hahaha..πŸ˜‚


Tour Merapi sendiri mengajak kita untuk pergi ke museum mini, untuk melihat puing-puing rumah warga yang terkena erupsi gunung merapi. Sisa-sisa perabotan yang meleleh, ternak warga yang terbakar, dan yang paling fenomenal adalah jam dinding yang berhenti di angka 12.15.


Lalu kami melanjutkan tour ke 'alien stone', yaitu sebuah batu besar yang berasal dari perut merapi yang terbawa saat erupsi dan bentuknya menyerupai wajah...


Dan tour terakhir kami di ajak untuk pergi ke bunker kali adem. Bunker terkenal yang dulu sempat heboh di beritakan karena  memakan nyawa 2 orang relawan saat mereka bersembunyi untuk menghindari lahar panas...


Merapi tour berakhir dan kamipun melanjutkan rundown hari ini, yaitu pergi ke pantai parangtritis.
Kami datang diwaktu yang tepat, karena sebentar lagi senja dan kami sempat menyaksikan sunsetnya parangtritis. Pantainya Nyi Roro Kidul. Disana aku sempatin buat keliling pantai naik andong. Hehehhe... 😁


Hari mulai beranjak malam, kamipun kembali ke kota untuk makan malam. Karena aku udah request sama pak Kikis buat nyari makanan yang gak manis, pak Kikis pun mengajak kami makan mie kocok susu. Dan ini enak.. 😝


Setelah puas makan, kamipun pergi untuk check in hotel dan beristirahat untuk persiapan perjalanan esok hari.

Day 2
Hari kedua, jam 5 pagi aku sudah bangun, sholat dan mandi *tumben*, hahaha...
Namanya semangat mau jalan-jalan.

Karena janjian dengan pak Kikis perjalanan dimulai jam 8, aku mama dan bapak sepakat buat jalan kesekitar hotel menggunakan becak.
Dengan biaya 25ribu, kami di ajak abang becaknya keliling-keliling  melewati pasar, kampus UGM dan kampung kali code. Kampung kali code ini adalah sebuah kampung yang dulunya kumuh, tapi karena ide kreatif dari mahasiswa dan masyarakat, membuatnya menarik dengan mengecat dinding-dinding rumah dengan cat warna warni.


Jam 8 tepat, pak Kikis datang menjemput.
Rundown hari ini adalah ke keraton Jogja.
Didampingi dengan pak.. Lupa namanya, kami di ajak berkeliling dan di jelaskan mengenai sejarah dan arsitektur keraton dan kehidupan Hamengku Buwono di istana.

Dari keraton, kami pergi ke Taman sari yang jaraknya gak jauh dari keraton.
Taman sari ini merupakan villanya para puteri. Ada kolam pemandian puteri yang katanya dulu ke 14 istri raja, mandi sama-sama disini dengan akur... Hebat.


Setelah itu kami pun pergi kearah magelang, menuju candi Borobudur.
Memakan waktu perjalanan sekitar 2 jam.
Dalam perjalan menuju candi Borobudur, kami sempat singgah ke candi Mendut dulu.

Setelah puas membaca sejarah candi Mendut dan puas foto-foto, kamipun melanjutkan perjalanan ke candi Borobudur.

Dan akhirnya tibalah kami di candi Borobudur.
Sayang saat kami tiba disana, beberapa saat kemudian hujanpun turun. Jadi pemandangan gunung semerunya tertutup kabut hujan.

Day 3
Hari ketiga, kami akan cave tubing di gua pindul. Yeay..
Berhubung mama gak mau ikutan, jadinya hanya aku sama bapak yang pergi cave tubing.

Memasuki Goa dengan air dibawahnya yang kedalamannya hampir 8 meter, otomatis pelampung dan ban harus di bawa.


Setelah cave tubing di gua pindul selesai, aku menyarankan pak kikis untuk pegi ke pantai di sekitar gunung kidul. Ada beberapa pilihan pantai sebenarnya, tapi aku memilih untuk ke pantai Baron saja.
Dan ternyata pilihanku gak salah. Ini bisa di sebut pantai nelayan, karena banyak kapal nelayan di sekitarnya yang menambah keindahan pantai Baron ini.


Sekitar pukul 4 sore, kamipun kembali ke kota Jogja, aku meminta pak Kikis untuk membawa kami ke alun-alun selatan Jogja. Di sana ada wisata malam yang sangat terkenal. Ada mobil-mobil berlampu yang dapat di gerakan dengan di kayuh seperti sepeda dan ada juga pohon kembar, yang katanya kalau kita berhasil melewati kedua pohon tersebut dengan mata tertutup, artinya kita memiliki hati yang bersih. Aku pun sempat mencobanya, berjalan dengan mata tertutup kearah dua pohon kembar tersebut, dan hasilnya...
Mungkin hatiku kurang bersih. Ahahaha....πŸ˜‚


Day 4
Hari ke empat di Jogja, hari ini adalah hari terakhir kami mengunakan paket wisata Jogja75, dan saatnya kami pindah hotel.
Aku sengaja mengganti hotel tempat kami menginap menyesuaikan akses terdekat dengan tempat wisata yang akan kami kunjungi.

Jadwal hari ini adalah ke candi Prambanan.

Begitu masuk ke area prambanan, ternyata mereka juga menyiapkan double wisata ke area  candi Ratu Boko.
Kamipun mengikuti rute wisata ini.
Pertama-tama kami di bawa dengan bus wisata ke area candi Ratu Boko, berjarak sekitar 15 menit perjalanan dari prambanan, kamipun tiba di candi Ratu Boko saat matahari bersinar dengan sangat terik.
Sebenarnya waktu paling pas untuk ke Ratu Boko adalah sore hari, karena candi Ratu Boko adalah salah satu tempat sunset terindahnya Jogja.


Setelah selesai dari candi Ratu Boko, kamipun kembali ke Candi prambanan.



Akupun menyempatkan berkeliling area prambanan dengan menggunakan sepeda yang ku sewa seharga 10rb.

Dari candi prambanan kami melanjutkan jalan-jalan dan berbelanja di area malioboro.
Setelah puas berbelanja kamipun kembali ke mobil untuk mengakhiri tour dan check-in di hotel yang baru.
Hotel yang ku pesan saat itu, adalah hotel di sekitaran stasiun Lempuyangan, karena esok harinya, kami berencana untuk pergi ke Solo dengan menggunakan kereta.

Day 5
Hari ini rencananya kami akan pergi ke Solo dengan menggunakan kereta. Jarak dari hotel ke stasiun lempuyangan hanya sekitar 10 menit berjalan kaki.
Jam 7 pagi kami sudah pergi ke stasiun untuk membeli tiket. Harga tiket relatif sangat murah. Hanya 7500 rupiah. Jadwal keberangkatan kami adalah jam 08.30.
Dari stasiun Lempuyangan mencapai stasiun Solo Balapan menghabiskan waktu kira-kira 1 jam.

Setibanya di Solo, kami di sambut oleh temanku yang bernama Kusnul Chotimah. Dia adalah seorang perempuan manis yang sedang melanjutkan pendidikan S2 matematika nya di UNS.
Aku memang izin dengan orang tua ku untuk berpisah. Karena hari ini mama dan bapak berencana untuk berbelanja di pasar Klewer sedangkan aku berencana menginap di kos kusnul dan meng-explore solo bersamanya.

Pengalaman di solo selanjutnya bisa di lihat di Explore Solo.

Day 6
Pagi-pagi sekitar pukul 5, aku terbangun dan tersadar kalau aku masih berada di Solo, tepatnya di kos kusnul.
Segera aku mandi dan sholat shubuh, karena paling tidak aku harus sudah sampai di Jogja jam 9.

Segera ku bangunkan kusnul agar dia juga bersiap, karena dia lah sang tukang ojek yang akan mengantarku ke stasiun.
Jam 6 lewat kami pun berangkat ke stasiun agar bisa mendapatkan tiket jam 07.15.
Begitu sampai stasiun, ternyata antrian kereta menuju Jogja sudah sangat panjang. Aku khawatir, tiket jam 07.15 sudah sold out.

Dan...

Benar saja, sampai di loket, tiket kereta prameks tujuan Jogja sudah sold out.
Demi mengejar waktu, maka ku putuskan untuk membeli tiket kereta ekslusif Lodaya pagi jam 07.30.
Walau perbedaan harga tiketnya lumayan jauh (harga tiket prameks 7500 sedangkan harga tiket Lodaya pagi 50rb), tapi fasilitas di Lodaya pagi memang lengkap. Kursi empuk. Ada televisi. Ada charger. WC bersih.
*1 jam di Lodaya pagi ku gunakan dengan maksimal untuk merasakan dan menggunakan fasilitas di kereta, hahaha...*


Tepat 1 jam, yaitu jam 08.30, aku tiba di stasiun Jogja, lalu menggunakan gojek akupun kembali ke hotel tempat mama dan bapak menginap.

Begitu sampai hotel, aku pun bersiap untuk jadwal perjalanan selanjutnya.
Hari ini, Aku menjadwalkan untuk pergi ke wisata waduk sermo dan Kalibiru.
Kami menyewa mobil beserta drivernya selama 1 hari, harga sewanya 450ribu.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah di waduk sermo.
Daerah ini sebenarnya adalah waduk biasa, tapi oleh warga sekitar di buat menarik dengan dibuatnya taman bambu di tengah-tengah waduk.
Untuk mencapai taman bambu ini, kita harus menggunakan kapal kecil yang di tarik dengan tali.




Setelah dari waduk sermo, kamipun segera menuju tempat wisata Kalibiru, tempatnya tidak terlalu jauh dari waduk sermo.

Dan begitu sampai...
Perjalanan jauh dari Jogja kesini terbayarkan, pemandangannya luar bisa indah. Masya Allah. 😍😍
Memang untuk mendapat spot pemandangan diatas, kita di kenakan tarif @15ribu. Dan keseluruhannya ada 5 spot. Ditambah dengan jasa Potografer @20rb untuk masing-masing spot.



Tapi itu semua terbayarkan dengan hasil poto yang ciamiik.

Setelah puas menikmati pemandangan di kalibiru, kamipun. Memutuskan untuk kembali ke Jogja.

Dri tengah perjalanan, tiba-tiba bapak request mau makan jamur (rupanya big boss satu ini browsing juga wisata kuliner di Jogja apa aja).
Driver kamipun mengajak kami makan di restoran Jejamuran.


Resto ini lumayan besar, dan memiliki banyak menu jamur. Ada sate jamur. Opor jamur. Sop jamur. Pepes jamur. Dan sebagainya. Rasanya... Enakkk.

Day 7
Hari ini sebenarnya free day.
Bapak sama mama seminggu di Jogja sudah mulai lelah, kolesterol dan asam urat sepertinya pada naik karena tiap hari kerjaannya wisata kuliner melulu. Hahaha...

Free day untuk mama bapak gak berarti free day buatku, aku sudah berencana untuk naik gunung hari ini. My first hikking.
Di ajak sama deasy, temanku smp yang juga sedang melanjutkan pendidikan farmasinya di UII. Bukan di ajak sih, lebih tepatnya aku memaksa minta di ajak. Hahaha...

Karena janjian ku sama deasy jam 3 sore, maka paginya untuk menghilangkan rasa lelah mama, aku mengajak mama dan bapak untuk jalan-jalan dan berbelanja ke pasar Beringharjo.
Penghilang lelah untuk wanita kan sudah jelas. BELANJA. Hahaha...
Berhubung aku juga belum beli oleh-oleh untuk teman dan keluarga di samarinda, maka kesempatan ini ku gunakan untuk mengelilingi pasar dari lantai 1 sampai lantai 3.
Dan hasilnya, aku sampai membeli koper baru untuk menampung belanjaanku.

Jam 12.00 kamipun kembali ke hotel, masih ada waktu 3 jam untuk ku bersiap-siap dan beristirahat sebelum pergi hikking. Yups.

Untuk pengalaman My first hikking, kuy diliat

Day 8
Pergantian hari, ku lewatkan di puncak gunung Andong bersama deasy dan teman-teman baruku.
Jujur, dipuncak sana udara sangat dingin dan angin yang bertiup sangat kencang. Tapi euforia pertama kali naik gunung, membuatku tetap hangat diatas sana. Hahaha... *lebay*

Pukul 9 pagi, kami putuskan untuk turun. Disertai dengan istirahat panjang beberapa kali, akhirnya aku benar-benar sampai kembali ke hotel sekitar pukul 2 siang.

Sampai di hotel aku langsung bersih-bersih dan beristirahat.
Karena malam ini, aku masih ada janji meet up dengan teman SMA ku. Dia adalah Sita dan Faris.
Mereka teman sekelasku selama 2 tahun berturut-turut di Smansa.
Sejak lulus sma, kami hampir tidak pernah bertemu lagi, sita yang sekarang sudah jadi apoteker dan faris yang akan melanjutkan internship kedokterannya.

Sekitar ba'da magrib, sita pun datang ke hotel untuk menjemputku, speachless sebenarnya, doi sekarang mah cantikan... Hihihih...

Di mobil Sita, ternyata sudah ada faris dan kemal menunggu. Mm.. Aku sebenarnya gak kenal sama Kemal, yang aku tau Kemal ini teman segenknya Sita dan faris. Anak kedokteran UGM. So far, anaknya asik aja di ajak ngobrol...

Rencana awalnya kita mau pergi nongkrong di cafe, tapi aku pikir di samarinda juga banyak cafe-cafe gitu. Jadi aku minta di ajak untuk ke upside down world aja...

Dan begitu sampai...
Ternyata upside down worldnya tutup.
Hiks...
Jadi kamipun pergi ke De matta  & de arca museum.
Walaupun dulu aku sudah pernah pergi ke trick art museum di Jakarta, ternyata disini lumayan bagus juga.
Didalamnya selain ada 3D art ada patung-patung tokoh terkenal juga.




Day 9
Akhirnya tidak terasa sudah 8 hari kami menghabiskan waktu di Jogja, dan hari ini saatnya kami kembali ke kampung halaman. Samarinda tercinta.
Karena tiket pesawat kami jam 14.00, paginya ku sempatkan jalan-jalan lagi di sekitar malioboro.
Dengan membayar becak 15ribu, kami di ajak abang becaknya berkeliling ke alun-alun utara, sepanjang jalan malioboro, kios dagadu, mencari oleh-oleh bakpia, lalu kembali ke hotel.

Jam 11 siang, setelah selesai packing, kamipun menyewa taksi untuk pergi ke Bandara dan meninggalkan Jogja.

Itulah pengalamanku selama 9 hari di Jogja.
Ada beberapa tempat wisata yang belum sempat ku kunjungi. Tapi aku sudah cukup senang dan cukup fresh untuk kembali beraktivitas.
Semoga pengalamanku selama di Jogja kemaren bermanfaat dan menjadi refrensi untuk kalian berlibur ke Jogja yaa... :))